Sejarah Panjang PT. Unilever Indonesia, Tbk

Posted by



PT Unilever Indonesia, Tbk merupakan bagian dari kelompok Unilever, salah satu perusahaan terbesar di dunia dibidang barang kebutuhan dasar. Unilever merupakan usaha gabungan Inggris-Belanda, mempunyai kantor pusat yang berkedudukan di London dan Rotterdam, dan memiliki tenaga kerja sebanyak 300,000 orang serta beroperasi di sekitar 75 negara. Pasaran utama Unilever adalah detergen, pangan, dan barang kosmetika. Dalam skala dunia, merek-merek barang yang dihasilkan Unilever lebih dikenal para konsumen daripada nama Unilever sendiri. Berjuta-juta orang membeli margarine BlueBand dan Flora, Es krim Conello, Magnum, Lipton, bubuk detergen dan sabun krim Omo, sabun Sunlight, dan Lux, pasta gigi Pepsodent, Pond’s, serta banyak lagi barang merek terkenal, tanpa sekalipun melihat nama Unilever.

Pada tahun 1890-an, William Hesketh Lever, pendiri Lever Brothers, menuliskan gagasannya untuk Sunlight Soap, produk baru revolusionernya yang membantu mempopulerkan kebersihan dan kesehatan di Inggris pada zaman Victoria. itu adalah “untuk menjadikan kebersihan sebagai hal yang lumrah; untuk mengurangi pekerjaan wanita; untuk mendukung kesehatan dan berkontribusi dalam daya tarik pribadi, bahwa kehidupan mungkin lebih nikmat dan lebih berharga bagi orang-orang yang menggunakan produk kami”.
Motivasi dan misi itu yang selalu menjadi bagian dari budaya Unilever. Pada abad ke-21, kami masih membantu orang untuk terlihat menarik, merasa baik, dan mendapatkan banyak hal dalam kehidupan, dan tujuan kami sebagai perusahaan adalah ‘menjadikan kehidupan berkelanjutan sebagai hal yang lumrah’.
1885 - 1899: Inovasi produk, gaya abad ke-19
Di akhir abad ke-19, di kota Oss, Brabant, Belanda, Jurgens dan Van den Bergh – dua bisnis perdagangan mentega milik keluarga – menjalankan perdagangan ekspor ke Inggris yang berkembang.
Di awal tahun 1870-an, mereka mulai tertarik dengan produk baru yang terbuat dari lemak dan susu sapi, yaitu margarin, mereka menyadari bahwa produk ini dapat diproduksi secara massal sebagai pengganti mentega dengan harga yang terjangkau. Di kemudian hari, di sebelah utara Inggris pada pertengahan tahun 1880-an, bisnis grosir sukses milik keluarga yang dikelola oleh William Lever mulai memproduksi jenis sabun rumah tangga baru. Produk ini mengandung minyak kopra atau biji pinus yang menghasilkan busa lebih mudah daripada sabun tradisional yang terbuat dari lemak hewan. Lever menamai sabun tersebut dengan merek Sunlight, nama yang tidak biasa pada masa itu, dan menjualnya dalam kemasan yang unik.


Peristiwa penting

 1872
Di Belanda, Jurgens dan Van den Bergh membuka pabrik pertama mereka untuk memproduksi margarin.
1884
Lever & Co mulai memproduksi sabun Sunlight.
1886
Knorr – yang akan menjadi bagian Unilever – meluncurkan tablet sup dengan ekstrak daging untuk menyediakan makanan bergizi bagi konsumen berpenghasilan rendah.
1887
Di akhir tahun ini, Lever & Co menghasilkan 450 ton sabun Sunlight per minggu dan William Lever membeli lokasi yang akan dibangun menjadi Port Sunlight, pabrik besar di tepi sungai Mersey di seberang Liverpool, dengan desa yang dirancang sesuai keperluan bagi pekerjanya dan menyediakan fasilitas perumahan, kenyamanan, dan rekreasi berstandar tinggi.
1888
Jurgens dan Van den Bergh sama-sama bergerak ke pasar lain yang menguntungkan, Jerman, dan membangun pabrik di sana.
1890
Lever & Co menjadi perusahaan terbatas, yaitu Lever Brothers Ltd.
1891
Van den Bergh pindah ke kantor pusat baru di Rotterdam.
1894
Untuk mendukung dan mempromosikan minat yang semakin tinggi terhadap kebersihan pribadi, Lever & Co menciptakan produk baru yang terjangkau, yaitu Sabun Lifebuoy.
Lever Brothers menjadi perusahaan publik.
Pertengahan tahun 1890-an
Di Inggris, Lever Brothers menjual hampir 40.000 ton sabun Sunlight per tahun dan mulai memperluas usaha ke Eropa, Amerika, dan koloni Inggris dengan pabrik, bisnis ekspor, serta perkebunan.
1898
Pada masa ini, Van den Bergh sudah mempunyai 750 tenaga penjualan yang kuat dan meluncurkan margarin merek baru, yaitu Vitello.
1899
Lever Brothers memperkenalkan jenis produk baru, Sunlight Flakes, produk yang membuat pekerjaan rumah tangga lebih mudah dibandingkan dengan sabun batangan tradisional yang keras. Pada tahun 1900, Sunlight Flakes menjadi Lux Flakes.
1900 - 1909: Fokus baru pada bahan baku
Di awal bagian Abad ke-20, bisnis produk margarin dan sabun mulai saling memasuki pasar satu sama lain.
Persaingan dan kenaikan biaya bahan baku yang tajam secara tiba-tiba menyebabkan banyak perusahaan mendirikan asosiasi, mempromosikan kepentingan mereka, dan melindungi diri dari monopoli pemasok.

Dengan pasokan minyak dan lemak yang kesulitan memenuhi permintaan akibat produksi sabun dan margarin yang berkembang dengan cepat, perusahaan yang suatu hari nanti menjadi Unilever berfokus pada pengamanan sumber daya bahan baku yang stabil.
Peristiwa penting
1904
Di Inggris, Lever Brothers meluncurkan produk lain untuk membuat pekerjaan rumah tangga menjadi lebih mudah, yaitu Vim, salah satu bubuk gosok pertama.
Perusahaan ini didirikan di Afrika Selatan.
1906
Pada saat itu, Lever Brothers mempunyai perdagangan ekspor dan pabrik yang berkembang di tiga negara Eropa serta masing-masing satu di Kanada, Australia, dan AS. Mereka juga telah memulai perusahaan di Pasifik.
Pada tahun yang sama, Lever Brothers membuat perjanjian dengan tiga produsen lain untuk membatasi persaingan atas bahan baku, tetapi diserang oleh pres yang menyebut mereka ‘The Soap Trust’ dan menuduh mereka menaikkan harga. Lever Brothers selanjutnya menuntut Daily Mail dan pada tahun 1907 memenangi ganti rugi sebesar £50.000, jumlah ganti rugi yang luar biasa besar menurut standar di masa itu.
1908
Jurgens dan Van den Bergh membuat kesepakatan untuk membentuk asosiasi dan berbagi laba sambil tetap saling bersaing.
1909
Lever Brothers mengembangkan perkebunan kelapa sawit di Kepulauan Solomon dan pada saat yang sama Jurgens dan Van den Bergh mendirikan usaha perkebunan kelapa sawit bersama di Jerman Afrika
1910 - 1919: Perubahan selama satu dekade
Pasar sabun Inggris mencapai titik jenuh, sehingga Lever Brothers berkonsentrasi pada akuisisi.

Sementara itu, permintaan untuk margarin terus meningkat, dan Lever Brothers, Jurgens, serta Van den Bergh meningkatkan minat mereka dalam produksi bahan baku. Kondisi pasar yang keras juga menjadi pendorong perkembangan asosiasi perdagangan. Saat ada teknologi baru yang diciptakan untuk memadatkan minyak paus, berbagai perusahaan bergabung di bawah Whale Oil Pool untuk mengatur distribusi komoditas baru yang penting ini.
Namun, awan perang mulai berkumpul. Perang Dunia Pertama siap membuat dampak besar, pertama melalui permintaan yang meningkat atas sabun dan margarin, pasokan masa perang yang vital, dan kedua melalui intervensi pemerintah Inggris dan Jerman, yang secara efektif menempatkan industri minyak dan lemak di bawah kendali pemerintah.
Peristiwa penting
1910
Lever Brothers membeli perusahaan pertamanya di Afrika Barat, WB MacIver Ltd, demi mengamankan pasokan minyak kelapa sawit untuk Port Sunlight.
1911
Laboratorium penelitian khusus yang pertama dimiliki Lever Brother didirikan di Port Sunlight.
1912
Kesepakatan bagi laba pertama antara Jurgens dan Van den Bergh diakhiri, tetapi kedua perusahaan meneruskan kerja sama mereka.
1913
Berbagai bisnis terkemuka di Eropa bergabung untuk menciptakan Whale Oil Pool.
1914
Pada tahun pecahnya perang, berbagai perusahaan yang dikendalikan Lever Brothers menghasilkan sekitar 135.000 ton sabun per tahun, sementara di Belanda, Jurgens dan Van den Bergh sama-sama mengakuisisi sejumlah perusahaan yang lebih kecil dan masing-masing mengendalikan tujuh pabrik margarin di Jerman.
1917
Lever Brothers mengakuisisi Pears Soap, sebuah perusahaan yang didirikan pada tahun 1789, dan Jurgens membentuk aliansi dengan Kellogg's sebagai persiapan ekspansi ke Amerika Utara. Pada masa ini, Jurgens dan Van den Bergh sama-sama mendirikan pabrik di Inggris, satu di Purfleet, Essex masih memproduksi margarin hingga sekarang. Lever Brothers juga memasuki pasar margarin dengan peluncuran Planters, meningkatkan operasinya di Afrika Selatan dan melihat bisnisnya di Amerika mulai menghasilkan keuntungan.
1920 - 1929: Unilever dibentuk
Pada akhir tahun 1920-an, Jurgens memiliki pabrik margarin di Skotlandia, Irlandia, serta Inggris, dan Lord Leverhulme mengendalikan 60% dari hasil produksi sabun Inggris.

Tetapi, selama dekade tersebut, pasar margarin menderita penurunan permintaan karena mentega menjadi lebih terjangkau.
Sebelum meninggal pada tahun 1925, pendiri Lever Brothers, Lord Leverhulme membangun portofolio perusahaan pribadi yang menyertakan beberapa kesepakatan dengan produksi dari estate yang baru diakuisisinya di Kepulauan Barat Skotlandia. Banyak dari perusahaan ini, termasuk Mac Fisheries Ltd, pada akhirnya akan dibeli oleh Lever Brothers.
Di akhir dekade ini, aliansi mencapai kesimpulan akhir, dan sejarah resmi Unilever dimulai. Pertama, Jurgens dan Van den Bergh bergabung dan mendirikan Margarine Unie. Lalu, dua tahun kemi, dalam salah satu merger terbesar di masanya, Margarine Unie bergabung dengan Lever Brothers dan menciptakan Unilever.
Peristiwa penting
1920
Lever Brothers mengambil alih Niger Company, yang di kemudian hari menjadi bagian dari United Africa Company.
1922
Lever Brothers membeli Wall's, perusahaan sosis terkenal yang mulai memproduksi es krim di musim panas saat permintaan atas sosis turun.
1923
Runtuhnya ekonomi Jerman menciptakan kondisi perdagangan yang lebih sulit bagi Jurgens dan Van den Bergh.
1925
Lever Brothers membeli British Oil & Cake Mills, salah satu pesaing besarnya dan produsen New Pin Soap.
1926
Lever Brothers meluncurkan Kampanye Tangan Bersih. Sebagai bagian dari kebijakan kesehatannya, perusahaan ini memberikan pendidikan kepada anak-anak tentang kotoran dan kuman dan mendorong mereka untuk mencuci tangan sebelum sarapan, sebelum makan malam, dan setelah sekolah.'
1927
Jurgens dan Van den Bergh, yang sudah bergabung dengan dua perusahaan Eropa, Centra dan Schicht, bersatu untuk menciptakan Margarine Unie, Serikat Margarin. Serikat ini dengan cepat mendapatkan para anggota baru, sehingga menciptakan kelompok perusahaan Eropa yang besar yang terlibat dalam produksi hampir semua barang yang dibuat dari minyak dan lemak.
Planters Ltd, perusahaan milik Lever Brothers, meluncurkan margarin yang diperkaya vitamin - Viking.
1928
Margarine Unie mengakuisisi kelompok Calvé-Delft Perancis-Belanda yang memiliki pabrik di Belanda, Perancis, Belgia, dan Cekoslowakia. Tahun berikutnya, Serikat ini juga mengakuisisi firma Hartog's.
1929
Pada tanggal 2 September, Lever Brothers dan Margarine Unie menandatangani kesepakatan untuk mendirikan Unilever. Perusahaan-perusahaan ini pada awalnya bertujuan untuk menegosiasikan pengaturan agar tidak saling mengganggu kepentingan utama masing-masing terhadap produksi sabun dan margarin, tetapi pada akhirnya memutuskan untuk melakukan peleburan.
1930 - 1939: Mengatasi tantangan
Tahun 1930-an adalah dekade yang sulit, dekade ini diawali dengan Depresi Besar dan diakhiri dengan perang dunia yang baru.

Kondisi ini membuat kebutuhan rasionalisasi perusahaan yang baru merger ini menjadi jauh lebih mendesak. Jadi, di Inggris, Unilever mengurangi 50 perusahaan produksi sabunnya untuk berkonsentrasi pada merek yang lebih sedikit, sementara pemerintah di benua Eropa melindungi produksi mentega lokal melalui pajak, cukai, dan pembatasan produksi. Pada akhirnya, ini membuat pabrik margarin dan lemak yang bisa dimakan milik Unilever berkurang dari sepuluh menjadi lima.
Namun, walaupun ada resesi, perusahaan terus berkembang: sebagian melalui pengembangan produk baru di pasar yang telah mapan, dan sebagian dengan mengakuisisi perusahaan untuk membawanya ke kategori yang sedang populer, seperti makanan beku dan cepat saji.
Peristiwa penting
1930
Pada tanggal 1 Januari, Unilever berdiri secara resmi.
Procter & Gamble memasuki pasar Inggris dengan mengakuisisi Thomas Hedley Ltd dari Newcastle dan menjadi salah satu rival terbesar Unilever.
Pertengahan tahun ‘30-an
Produksi sabun bergerak semakin jauh dari sabun keras menjadi keping dan bubuk yang dirancang untuk membuat pekerjaan membersihkan di rumah tangga menjadi lebih ringan. Ini membawa ke perluasan dalam pasar sabun.
1935
Vitamin A & D ditambahkan ke margarin, untuk menyaingi tingkat yang ada pada mentega.
1938
Setelah kampanye untuk meningkatkan persepsi publik tentang margarin dan perkembangan berbagai merek yang diperkaya dengan vitamin, termasuk Stork di Inggris dan Blue Band di Belanda, penjualan margarin naik ke tingkat yang mendekati tingkat pada tahun 1929.
Pada akhir tahun ‘30-an
Dengan dimulainya Perang Dunia II, kendali bursa dan mata uang yang beku membuat perdagangan internasional semakin rumit. Di Jerman, Unilever tidak dapat memindahkan keuntunfan keluar dari negara tersebut dan sebaliknya harus berinvestasi dalam perusahaan yang tidak ada hubungannya dengan minyak dan lemak, termasuk kepentingan umum.
1940 - 1949: Berfokus pada kebutuhan lokal
Selama tahun-tahun perang, Unilever secara efektif terganggu, dengan bisnis di wilayah yang dikuasai Jerman dan Jepang terputus dari London dan Rotterdam.

Ini menyebabkan pengembangan struktur perusahaan dengan bisnis lokal Unilever bertindak dengan kemandirian tingkat tinggi serta berfokus pada kebutuhan pasar lokal.
Setelah perang, minat Unilever di Eropa Timur hilang dengan nasionalisasi dan kendali yang dilakukan oleh Uni Soviet. Pasar Tiongkok terpengaruh dalam cara yang sama.
Namun, sepanjang tahun 1940-an, Unilever terus melakukan perluasan di pasar makanan. Bisnis baru dengan kisaran produk yang beragam diakuisisi, dan sumber daya diteliti dan dikembangkan untuk mendapatkan material dan teknik produksi baru.
Peristiwa penting
1941
Selama Blitz, sabun Lifebuoy menyediakan layanan cuci darurat gratis kepada penduduk London. Van Lifebuoy yang dilengkapi dengan pancuran air panas, sabun, dan handuk mengunjungi area ibu kota yang terkena bom untuk menawarkan fasilitas cuci keliling yang sangat dibutuhkan.
1943
Unilever menjadi pemegang saham mayoritas di Frosted Foods yang memiliki Birds Eye dan hak Inggris atas metode pengawetan makanan yang baru di pasar massal, pembekuan. Bertahun-tahun kemudian, pembekuan akan menikmati kenaikan popularitas saat membuktikan diri sebagai cara terbaik alami dalam mempertahankan kebaikan makanan segar. Hampir pada saat yang sama, Unilever mengakuisisi Batchelor's, yang ahli dalam sayuran kering beku dan makanan kaleng.
1945
Di akhir perang, Unilever mampu untuk mendapatkan kembali kendali atas jaringan internasionalnya, walaupun tetap tidak bisa memasuki Eropa Timur dan Tiongkok. Desentralisasi bisnis yang tidak dapat dihindari di masa perang diteruskan sebagai keputusan kebijakan.
1946
Birds Eye meluncurkan kacang polong beku pertamanya di Inggris. Pada saat ini, daging, ikan, es krim, dan makanan kaleng cuma terhitung sebanyak 9% dari total omzet Unilever.
1950 - 1959: Ledakan konsumen pascaperang
Dari akhir tahun ‘40-an hingga ‘50-an, pengembangan pasar massal baru untuk barang konsumen, termasuk Afrika dan Asia, membuka peluang ekspansi.

United Africa Company milik Uniliever berkembang pesat, menghasilkan barang untuk penjualan di negara bagian Afrika merdeka yang baru, yang membantu menciptakan industri produksi lokal baru. Sementara itu, kesejahteraan pascaperang di Eropa, yang dipicu oleh diawalinya Masyarakat Eropa, menyebabkan ledakan konsumen dan meningkatnya standar hidup.
Karena kemajuan ilmiah baru datang dengan cepat dan dalam jumlah banyak, Unilever meningkatkan fokusnya pada teknologi, menjadikan Port Sunlight Research sebagai Divisi Penelitian dengan tanggung jawab atas laboratorium di Inggris dan Belanda. Unilever juga mendirikan grup penelitian gizi di Belanda, yang nanti menjadi Lembaga Penelitian Makanan dan Kesehatan Unilever, pusat keunggulan dalam gizi. 
 Selama tahun 1950-an, berbagai jenis makanan baru, yang paling terkenal stik ikan (fish finger), yang dibuat sebagai tanggapan langsung terhadap kebutuhan makanan bergizi yang menggunakan bahan-bahan yang tersedia dari penjatahan pascaperang. Beberapa jenis makanan baru ini kemudian dipasarkan melalui saluran baru yang menjanjikan, TV komersial.
Peristiwa penting
1954
Sampo Sunsilk diluncurkan di Inggris dan akan menjadi merek sampo terkemuka kami, pada tahun 1959 sampo ini tersedia di 18 negara di seluruh dunia.
1955
Pada tanggal 22 September, Unilever menayangkan iklan paling pertama di TV komersial Inggris, yaitu untuk pasta gigi Gibbs SR.
Stik ikan diperkenalkan di Inggris dan dalam satu dekade makanan ini berkontribusi sebanyak 10% dari konsumsi ikan orang Inggris.
Sabun Dove diluncurkan di AS.
1956
Unilever Research mendirikan Departemen Biologinya, yang di tahun 1980-an akan menjadi unit Biosains, Gizi, dan Keselamatan.
Simpanse PG Tips tampil perdana di stasiun TV komersial Inggris yang baru diluncurkan. Ditayangkan pada hari Natal, iklan ini diilhami oleh pesta teh simpanse di kebun binatang London Zoo. Iklan ini menjadikan PG Tips sebagai merek teh Inggris terlaris.
Miss Pears pertama dimahkotai di kontes kecantikan Sabun Pears yang terkenal yang merayakan kecantikan yang alami serta kulit yang cerah.
1958
Di Belanda, Unilever memperluas bisnis ke makanan beku dan es krim melalui akuisisi Vita NV, yang kemudian menjadi Iglo Mora Group.
1959
Unilever meluncurkan margarin pertamanya di dalam wadah, menggantikan yang tradisional berbentuk batang terbungkus kertas minyak, dengan Blauband di Jerman, diikuti oleh Flora di Inggris.
1960 - 1969: Waktu untuk berkembang
Tahun 1960-an membawa optimisme dan berbagai gagasan baru seiring dengan perkembangan ekonomi dunia dan standar hidup yang terus meningkat.

Sebagai hasilnya, Unilever memperluas bisnis dan melakukan diversifikasi melalui inovasi dan akuisisi, mendirikan agen iklan, perusahaan penelitian pasar, dan bisnis pengemasan. Pada tahun 1968, perusahaan ini mencoba merger dengan Allied Breweries dalam upaya akuisisi yang sangat ambisius. Tetapi, mempertahankan stabilitas laba sulit karena kesenjangan yang semakin melebar antara operasi dengan performa terbaik dan terburuk, dan dan ditanamkan untuk mempertahankan bisnis yang sedikit menghasilkan.
Pada pertengahan tahun ‘60-an, suatu struktur meningkatkan peluang untuk mengembangkan merek secara internasional. Kendali dan tanggung jawab keuntungan Eropa atas merek terbesar selanjutnya dipindahkan dari perusahaan yang beroperasi secara individual ke tim yang berfokus pada kategori yang disebut Koordinasi.
Peristiwa penting
1960
Semua merek yang terkait dengan cuci-mencusi ditempatkan di bawah kendali satu perusahaan, Lever Brothers and Associates. Becel, pelopor margarin 'kesehatan', diluncurkan setelah masyarakat medis meminta Unilever untuk membuat produk makanan penurun kolesterol. Pada awalnya, produk ini hanya tersedia di farmasi.
1961
Es krim Good Humor diakuisisi di AS.
1965
Unilever mendirikan bisnis ahli pengemasan sendiri, 4P Group, mengubah penyedia layanan internal menjadi bisnis yang menghasilkan keuntungan. Cif diluncurkan, berawarl di Perancis.
1967
Captain Birds Eye/Iglo/Frudesa tampil di iklan TV untuk pertama kali.
1968
Upaya Unilever untuk merger dengan Allied Breweries, salah satu perusahaan pembuat bir terbesar di Inggris, tidak berhasil.
1969
Unilever menayangkan iklan TV berwarna pertama di Inggris, yaitu untuk kacang polong Birds Eye.
1970 - 1979: Melakukan diversifikasi dalam iklim yang keras
Pada tahun 1970-an, kondisi ekonomi yang sulit, termasuk inflasi yang tinggi karena krisis minyak pada tahun 1973, menyebabkan penjualan yang menurun.
Perkembangan pengecer besar, termasuk supermarket, juga mengawali pergeseran kekuatan negosiasi dari produsen.

Jadi, Unilever terus membangun bisnis barang konsumen dalam sektor-sektor yang termasuk pengangkutan dan pengemasan serta melakukan gebrakan hebat di Amerika Utara dengan pembelian National Starch. Untungnya, anak perusahaan United Africa Company menghasilkan keuntungan besar dalam perkembangan minyak yang pesat di Nigeria, yang membantu menyeimbangkan biaya bisnis di Eropa dan Amerika Serikat.
Tetapi, walaupun Unilever terus melakukan diversifikasi pada tahun 1970-an, Unilever berhenti melakukan ekspansi pada rantai pasokan karena pemasok pihak ketiga telah menjadi lebih besar dan memiliki peralatan yang lebih baik untuk mengambil alih tugas yang bukan tugas utama.
Peristiwa penting
1970
Unilever mengakuisisi bisnis daging Zwanenberg's di Oss, yang akhirnya menjadi grup daging Unilever, UVG.
1971
Lipton International diakuisisi dan bisnis teh Unilever menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
Deodoran Impulse diluncurkan, berawal di Afrika Selatan. Pada tahun 1985, produk ini dijual di 30 negara.
Mentadent diluncurkan di Austria sebagai merek kesehatan gusi revolusioner.
1973
Es krim Frigo diakuisisi di Spanyol.
Anak perusahaan Unilever, United Africa Company, menjadi UAC International – telah berkembang sejak berdiri pada tahun 1920-an dan berdagang di 43 negara.
1977
Sekarang, di semua anggota Masyarakat Ekonomi Eropa yang berjumlah sembilan, Unilever mempekerjakan 177.000 orang 200 di kantor dan pabrik, berinvestasi dalam aset tetap dengan tingkat sekitar UK £30 juta per tahun dan membelanjakan sekitar UK £1 miliar untuk pasokan.
1978
Unilever mengakuisisi National Starch, yang menandakan niatnya untuk meningkatkan kehadirannya di AS, produsen perekat, pati, dan bahan kimia organik khusus yang terkemuka. Ini adalah akuisisi terbesar oleh perusahaan Eropa di AS pada masa itu.
1980 - 1989: Berfokus pada inti
Pada awal tahun 1980-an, Unilever merupakan perusahaan terbesar ke-26.

Minatnya termasuk plastik, kemasan, perkebunan tropis, dan maskapai pelayaran, serta beragam makanan, produk perawatan rumah dan pribadi.
Di awal dekade ini, dengan strategi perubahan yang berani, Unilever memutuskan untuk berfokus pada area produk inti dengan pasar yang kuat dan potensi perkembangan yang sama kuatnya. Rasionalisasi yang diperlukan berujung pada akuisisi besar dan divestasi yang sama besarnya, termasuk penjualan makanan hewan, bisnis pengemasan, pengangkutan, dan peternakan ikan.
Tetapi pada tahun 1989 hasil perkembangan bisnis inti sangat besar.
Peristiwa penting
1982
Kue es krim Viennetta diluncurkan pertama kali, diawali di Inggris sebagai sajian khusus Natal.
1983
Semprotan tubuh Axe untuk pria (Lynx di Inggris) diluncurkan pertama kali, diawali di Perancis.
1984
Unilever mengumumkan Strategi Bisnis Intinya dan akuisisi besar serta pelepasan mengikuti selama beberapa dekade.
Brooke Bond diakuisisi dalam pengambilalihan bersengketa yang pertama bagi Unilever.
1985
Unipath meluncurkan alat penguji kehamilan di rumah, Clearblue, yang dijual melalui outlet farmasi di Inggris.
1986
Akuisisi Naarden menggandakan bisnis Unilever dalam wangi-wangian dan perisa makanan. Chesebrough-Pond's, yang memiliki Pond's dan Vaseline, diakuisisi di AS.
1987
Dove diluncurkan ulang di Eropa, diawali di Italia.
1989
Calvin Klein dan Elizabeth Arden/Fabergé diakuisisi, sementara es krim Magnum diluncurkan di Jerman.
1990 - 1999: Restrukturisasi dan konsolidasi
Fokus bisnis yang baru terus berlanjut dengan jumlah kategori dikurangi dari lebih 50 menjadi hanya 13 di akhir dekade ini.


Ini termasuk keputusan untuk menjual atau menarik banyak merek dan berkonsentrasi pada merek dengan potensi terbesar.
Restrukturisasi menghasilkan empat area bisnis inti: Perawatan Rumah, Perawatan Pribadi, Makanan, dan Bahan Kimia Khusus. Struktur yang baru dipimpin oleh tim baru, ExCo (Komite Eksekutif) dan termasuk 12 kelompok bisnis, masing-masing bertanggung jawab untuk gabungan area geografis dan produk.
Selain itu, selama dekade ini, Unilever membuat program pertanian berkelanjutan sehubungan dengan tekanan lingkungan dan kepedulian konsumen yang semakin tinggi menyangkut rantai makanan. Prakarsa lain untuk melestarikan sumber daya air dan ikan dari stok berkelanjutan segera dilakukan.
Peristiwa penting
1992
Unilever memasuki Republik Ceko dan Hongaria, serta mendirikan UniRus di Rusia.
1993
Es krim Breyers diakuisisi di AS dan sampo Organics diluncurkan pertama kali di Thailand. Pada tahun 1995, Organics dijual di lebih dari 40 negara.
1994
Pelepasan United Africa Company, perusahaan perdagangan, pembuat bir, dan tekstil besar milik Unilever di Afrika Barat selesai.
1995
Unilever menerbitkan Kode Etik Prinsip Bisnis-nya.
Keputusan yang belum pernah diambil sebelumnya dilakukan untuk secara praktis menyingkirkan lemak trans dari produksi makanan sebagai tanggapan cepat terhadap penelitian baru yang menunjukkan bahwa efeknya pada kolesterol darah setidaknya sama merugikannya seperti lemak jenuh.
1996
Unilever membuat komitmen ambisius untuk mendapatkan semua ikan dari stok berkelanjutan dan mulai bekerja sama dengan WWF untuk membuat program sertifikasi untuk industri perikanan yang dikenal sebagai Marine Stewardship Council (MSC).
Hindustan Lever dan Brooke Bond Lipton India merger untuk menciptakan perusahaan sektor swasta terbesar, dan bisnis perawatan rambut Helene Curtis di AS diakuisisi.
Pusat Gizi Unilever dibuat.
Garam beryodium Annapurna diluncurkan di India dan mulai membuat dampak besar dalam upaya penanganan kekurangan yodium.
1997
Es krim Kibon diakuisisi di Brasil. Bisnis bahan kimia Unilever, termasuk National Starch dan Quest International dijual.
1999
Pemegang saham mengesahkan dividen khusus sebesar €7,4 miliar konsolidasi saham untuk mengurangi jumlah saham per terbit.
2000 - 2009: Membuat jalur baru
Seiring dengan tantangan yang dihadapi bisnis, berkembangnya lingkungan dan masyarakat, Unilever berubah secara organisasi dan secara strategis untuk memastikan kami tetap sebagai bisnis berkelanjutan.
Karena kebiasaan orang dalam berbelanja dan membeli mulai berubah dan konsumen mulai menjadi lebih termotivasi secara sosial, lingkungan, dan tempat tinggal, Unilever juga merangkul perubahan, baik dalam cara pembentukan struktur bisnis kami maupun cara kami berpikir. Strategi Jalur Perkembangan kami menghasilkan lebih banyak akuisisi dan rasionalisasi produksi serta lokasi produksi untuk membentuk pusat keunggulan. Program One Unilever menyelaraskan organisasi di belakang satu strategi, menyederhanakan bisnis kami, dan meningkatkan skala kami secara lebih efektif.
Unilever juga membangun riwayat tujuan sosial kami yang panjang dengan menanamkan pemikiran berkelanjutan bahkan lebih jauh ke dalam kegiatan kami sehari-hari.
Pada tahun 2002, merek Lifebuoy meluncurkan program pendidikan kebersihan, Swasthya Chetna, yang akan mengubah kehidupan 120 juta orang di pedesaan India, sementara pada tahun 2004, kami menjadi anggota pendiri Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Pada tahun 2008, dalam upaya menghambat penggundulan hutan, kami mengumumkan komitmen kami untuk mendapatkan semua minyak kelapa sawit kami dari sumber besertifikat setelah tahun 2015.
Seiring dengan berjalannya dekade ini, seluruh dunia mengalami ketidakpastian ekonomi dan lingkungan yang belum pernah dialami sebelumnya. Perubahan yang telah diadopsi Unilever menghasilkan peluncuran strategi Compass pada tahun 2009, yang menyiapkan kita untuk menghadapi dekade berikutnya dengan model bisnis yang benar-benar berkelanjutan: untuk menggandakan ukuran bisnis kita sambil mengurangi dampak lingkungan.
Peristiwa penting
2000
Bestfoods bergabung dengan Unilever dalam akuisisi tunai terbesar kedua dalam sejarah. Akuisisi lain melibatkan Slim-Fast Foods, Ben & Jerry’s dan bisnis makanan Amora-Maille di Perancis.
Kami meluncurkan Lembaga Kesehatan Unilever – pusat keunggulan dalam gizi, kesehatan, dan vitalitas.
2001
Pada tahun 2001, Unilever telah mengurangi merek kami dari 1.600 menjadi 900. DiverseyLever, Elizabeth Arden, dan Unipath dijual.
2002
Portofolio merek Unilever dibentuk kembali dan ditingkatkan melalui akuisisi dan penjualan 87 perusahaan, yang menghasilkan €6,3 miliar keuntungan penjualan.
2003
Lembaga Kesehatan Unilever membukan pusat regional di Bangkok, Thailand, dan Accra, Ghana.
Kebijakan Gizi serta Akademi Gizi dan Kesehatan diluncurkan.
2004
Misi Vitalitas diluncurkan dan merek Unilever yang baru bergulir, termasuk logo baru yang mewakili keragaman Unilever, produk, dan karyawan kami.
2005
Unilever menjual Unilever Cosmetics International (UCI) kepada Coty Inc dari AS. Penjualan ini sesuai dengan strategi Unilever untuk berfokus pada kategori inti.
Program Peningkatan Gizi selesai, melalui 16.000 produk yang diperiksa tingkat lemak trans, lemak jenuh, sodium, dan gulanya, dan, jika perlu, diambil tindakan.
2006
Antony Burgmans pensiun dari posisi Direktur Utama setelah mengabdi kepada perusahaan selama lebih dari 35 tahun. Michael Treschow menggantikannya sebagai Direktur Dewan Unilever mandiri yang pertama.
Teknologi baru membantu menciptakan Small & Mighty, detergen pencuci cair konsentrasi tinggi yang menggunakan sepertiga kemasan, sepertiga air, dan sepertiga transpor cairan.
2007
Unilever mengumumkan perjanjian untuk mengakuisisi minuman vitalitas bermerek Buavita vitality di Indonesia dan Inmarko, perusahaan es krim terkemukan di Rusia.
Unilever berkomitmen untuk mendapatkan semua bahan teh kami dari sumber yang berkelanjutan dan etis, meminta Rainforest Alliance untuk mulai mengaudit pemasok teh kami yang berlaku segera.
2008
Unilever mengumumkan penjualan beberapa perusahaan, termasuk bisnis jasa cuci Amerika Utara, bisnis minyak makan di Pantai Gading, kepentingan kami di perkebunan kelapa sawit, Palmci dan PHCI, dan minyak zaitun Bertolli serta bisnis cuka kepada Grupo SOS.
Unilever bertekad untuk berganti sumber dan menggunakan sumber daya kelapa sawit yang berkelanjutan pada tahun 2015, dengan membeli tumpak (batch) pertama minyak kelapa sawit berkelanjutan besertifikat di bulan November.
Selama sepuluh tahun berturut-turut, Unilever dinobatkan sebagai pemimpin sektor makanan dalam Indeks Keberlanjutan Dow Jones, satu-satunya perusahaan yang pernah meraih penghargaan tersebut.
2009
Paul Polman mengambil alih sebagai Direktur Eksekutif pada tanggal 1 Januari, menggantikan Patrick Cescau, yang pensiun setelah 35 tahun memberikan jasanya kepada perusahaan.
Unilever membeli 185.000 ton minyak sawit berkelanjutan melalui sertifikat GreenPalm, menyumbang sekitar 15% dari total kebutuhannya.
Sekitar 80% dari kantong teh Lipton Yellow Label dan PG Tips yang dijual di Eropa Barat berasal dari pertanian besertifikat. Teh yang disertifikasi oleh Rainforest Alliance juga tersedia di AS, Jepang, dan Australia.
Hampir 17 juta makanan sekolah dikirimkan kepada anak-anak melalui kemitraan kami dengan Program Makanan Dunia.
Mendekati akhir tahun, Unilever meluncurkan visi kami yang diperbarui: untuk menggandakan ukuran bisnis kami sambil mengurangi dampak keseluruhan pada lingkungan.
2010 - Sekarang: Kehidupan berkelanjutan
Menyadari bahwa kami berada pada titik balik dalam sejarah, Unilever membuat strategi yang menghindarkan perkembangan dari dampak lingkungan, seraya meningkatkan dampak positif Unilever pada masyarakat.
Menjadikan kehidupan yang berkelanjutan menjadi hal yang lumrah
 
Dalam menghadapi perubahan iklim, ketidakstabilan, dan ancaman terhadap kemajuan yang dicapai dalam meningkatkan standar hidup di abad ke-20, Unilever meluncurkan Prinsip Bisnis Berkelanjutan Unilever, rancangan kami untuk model bisnis yang berkelanjutan.
Prinsip Bisnis Berkelanjutan Unilever mengatur ratusan target dan komitmen yang di bagi ke dalam tiga tujuan utama:
·       Unilever akan Membantu lebih dari satu miliar orang untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.
·         Unilever akan mengurangi separuh dampak lingkungan dari pembuatan dan penggunaan produk kami
·         Unilever akan meningkatkan penghidupan ribuan orang dalam rantai pasokan kami.
Setelah peluncurannya pada tahun 2010, Prinsip Bisnis Berkelanjutan Unilever diakui oleh komentator independen sebagai salah satu dari rencana keberlanjutan yang paling ambisius yang pernah dibuat oleh perusahaan internasional, dan terus berkembang, mendorong perkembangan bisnis kami seraya memanfaatkan jangkauan dan keahlian kami untuk menciptakan perubahan di dunia.
Pada tahun 2014, ‘merek kehidupan berkelanjutan’ Unilever, merek yang memiliki tujuan berkelanjutan dan berkontribusi dalam satu atau lebih tujuan Prinsip Bisnis Berkelanjutan Unilever, berkembang dua kali lipat dari laju bisnis lain dan memberikan kontribusi besar dalam perkembangan secara keseluruhan.
Di luar bisnis kami
Peran yang dapat diambil oleh bisnis dalam menciptakan masa depan yang lebih aman dan adil tetap menjadi agenda global utama, yang ditandai dengan acara seperti Konferensi Iklim Paris 2015 dan peluncuran tujuan global PBB.
Unilever menetapkan tiga area yang dapat menjadi target perubahan sistem yang nyata dengan bekerja dalam kemitraan bersama orang lain dalam bisnis, masyarakat sipil, pemerintah, dan NGO: perubahan iklim, dan penggundulan hutan; air, sanitasi, dan kebersihan; serta pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan.
Peristiwa penting
2010
Unilever dinobatkan sebagai pemimpin sektor makanan dalam ‘sektor super’ Makanan & Minuman Indeks Keberlanjutan Dow Jones, selama 12 tahun berturut-turut.
Para pemegang saham Alberto Culver memberikan suara yang mendukung akuisisi Unileveri atas perusahaan tersebut, membawa merek, termasuk TRESemmé, Alberto VO5, Nexxus, St Ives, dan Simple ke dalam portofolio Unilever.
2011
CEO Unilever, Paul Polman, mengikrarkan dukungan Unilever gerakan seluruh industri untuk mendukung pertanian berkelanjutan di Forum Ekonomi Dunia di Davos.
2012
Omzet Unilever melampaui €50 miliar, dengan semua wilayah dan kategori menyumbang pada perkembangannya. Kami kini mempunyai 14 merek dengan masing-masing penjualan lebih dari €1 miliar per tahun.
Unilever terus menghasilkan kemajuan yang baik dalam mencapai target Prinsip Bisnis Berkelanjutan Unilever. Lebih dari sepertiga bahan baku pertanian berasal dari sumber berkelanjutan dan lebih dari 50% pabrik mencapai target tidak mengirimkan limbah apa pun ke penimbunan sampah. Unilever menjangkau 224 juta orang melalui program untuk mengurangi penyakit diare dengan mencuci tangan menggunakan sabun, menyediakan air yang aman untuk diminum, mempromosikan kesehatan mulut, dan meningkatkan harga diri anak-anak muda.
2013
Unilever dinobatkan sebagai pemenang penghargaan Catalyst Award 2013 yang bergengsi untuk prakarsa kami yang memperluas peluang bagi perempuan dan bisnis. Perusahaan ini kembali memasuki pasar Myanmar dengan peluncuran operasi bisnis yang penuh, termasuk fasilitas produksi yang baru dan kantor pusat yang baru di Yangon.
Unilever menyabet 44 penghargaan di Festival Kreativitas Internasional Cannes Lions ke-60.
2014
Unilever meluncurkan Penghargaan Wirausahawan Muda Kehidupan Berkelanjutan Unilever, yaitu program penghargaan internasional yang dirancang untuk menginspirasi anak-anak muda di seluruh dunia untuk menanggulangi berbagai masalah lingkungan, sosial, dan kesehatan.
Terlepas dari lingkungan ekonomi yang sulit, Unilever meraih pertumbuhan pendapatan dan laba selama lima tahun berturut-turut. Unilever terus memperbagus portofolio, melakukan sejumlah akuisisi strategis sepanjang tahun ini, termasuk bisnis es ktim super premium Talenti di Amerika Utara dan bisnis penyaringan air Qinyuan di Tiongkok.
Unilever dinobatkan sebagai pemimpin kelompok industri Makanan, Minuman, dan Tembakau pada ulasan Indeks Keberlanjutan Dow Jones (DJSI) 2014.
2015
Unilever terus memperlihatkan pertumbuhan menguntungkan yang konsisten dalam pasar yang bergejolak seraya memperkuat keberlanjutan portofolio Unilever.
Untuk yang ke-15 kali dalam 16 tahun, Unilever dinobatkan sebagai pemimpin Kelompok Industri Makanan, Minuman, & Tembakau dengan skor 92 dari 100. Unilever juga dipilih sebagai komponen indeks Keberlanjutan Dow Jones (DJSI) setelah partisipasi Unilever dalam Penilaian Keberlanjutan Perusahaan RobeconSAM 2015.
Pada bulan Januari kami mengumumkan bahwa kami telah mencapai dua target mengirimkan nol limbah tak berbahaya ke penimbunan sampah dari seluruh jaringan pabrik kami, sementara pada bulan Juni kami berhasil menghemat 1 juta ton emisi CO2 sejak tahun 2008.
‘Merek kehidupan berkelanjutan’ kini mewakili setengah pertumbuhan Unileverdan berkembang dua kali lebih cepat daripada meraih kami yang lain. Merek terkemuka kami dalam jumlah yang semakin meningkat telah mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam kontribusi yang mereka berikan kepada dunia, tujuan mereka, dan ke dalam bahan-bahan serta siklus masa pakai produk mereka.
Unilever berkontribusi dalam peluncuran Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) dan ikut dalam seruan aksi global pada Konferensi Iklim Paris (COP21) 2015. Unilever mengumumkan bahwa kami akan menjadi ‘positif karbon’ pada tahun 2030.



Blog, Updated at: May 24, 2017

0 komentar:

Post a Comment